Langsung ke konten utama

Andai Seluruh Muslim Indonesia Paham Makna Saum: Sudah dari Dulu Indonesia Menjadi Negara Adidaya



Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang penduduknya mayoritas muslim. Di samping itu, Indonesia memiliki kekayaan yang begitu melimpah ruah, mulai dari kekayaan nabati, hewani, hingga hasil tambang. Masyarakat dunia pun mengakui Indonesia sebagai paru-paru dunia dengan banyaknya hutan hujan. Semua adalah rahmat bagi masyarakat Indonesia sendiri maupun dunia. Semua kelebihan dan Rahmat Tuhan ini seharusnyalah menjadikan seluruh masyarakat Indonesia hidup dalam kemakmuran, damai, dan sejahtera. Sayangnya, kenyataan tidaklah demikian, berbagai masalah seolah datang silih berganti, mulai dari masalah politik, hubunngan masyarakat, hingga masalah bencana alam. Apa sebenarnya yang terjadi. Seperti yang dikatakan oleh Ebit G Ade, mungkin Tuhan mulai bosan dengan kita umatnya, bosan dengan tingkah kita yang selalu salah dan bangga akan dosa-dosa.

Tapi Tuhan tampaknya masih berbaik hati, buktinya kekayaan alam Indonesia masih bisa dinikmati oleh masyarakatnya, persediaan bahan bakar, air bersih, semua masih bisa dinikmati meskipun sebagian harus membayarnya dengan sejumlah uang, namun pada intinya negara Indonesia masih bisa berdiri dan masyarakatnya masih bisa hidup dengan takaran kemakmuran masing-masing penduduk. Selain itu, keamanan di Indonesia masih terjamin dan relatif aman. Bandingkan dengan negara-negara lainnya, negara-negara Timur Tengah misalnya  yang tidak pernah reda dengan peperangan, khususnya perang saudara. Berita kelaparan pun jarang terdengar meskipun sesekali ada kabar bayi yang mati karena gizi buruk, namun dibandingkan dengan Ethiopia beberapa dekade yang lalu, Indonesia masih beruntung.

Indonesia hingga saat ini masih dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin karena masih banyak orang yang beriman, yang mau berbuat dan memperjuangkan kebaikan, terlepas agama apapun yang dianutnya. Bulan Ramadhan ini merupan juga bentuk dari kasih sayang Tuhan terhadap umatNya, di mana umat Islam yang sudah akil balig diwajibkan untuk beribadah saum. Mengapa Ramdhan dikatakan sebagai salah satu bentuk kasih sayang Tuhan? Karena bagi umat Islam, khususnya, Ramadhan adalah bulan seribu berkah di mana segala bentuk ibadah memiliki nilai ganda, bahkan mungkin multi. Ditinjau dari segi agama, saum merupakan perintah dari Tuhan supaya umatNya belajar bertakwa. Sedangkan takwa menurut bahasa adalah “memelihara”. Takwa juga bisa diartikan “melindungi”. Merujuk dari makna dasar takwa dari segi bahasa, pengertian takwa dapat berarti memelihara diri dan juga melindungi diri dari segala larangan Tuhan dan menjalani hidup sesuai ketentuanNya.

Tidak ada satupun agama yang mengajarkan keburukan kepada umatnya. Semua mengajarkan kebaikan dan menyerukan kedamaian dan hidup bahagia satu sama lain. Khususnya dalam Islam, salah satu dari ajarannya adalah pelaksanaan saum di bulan Ramadhan. Terdapat banyak perangkat dalam pelaksanaan shaum ini bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus. Pada saat seseorang menahan diri dari makanan dan minuman, pada saat itupula ia dituntut untuk sabar hingga waktu berbuka tiba. Selain sabar, selama saum pun seseorang belajar mensyukuri nikmat Tuhan yang ia dapatkan secara terus menerus, khususnya dalam mendapatkan makanan, karena ia merasakan penderitaan saudaranya yang lain, yang tidak seberuntung dirinya, yang mungkin saja sulit untuk mendapatkan makanan. Apalagi selama saum ini, umat Islam dianjurkan untuk banyak bersedekah.  

Menjelang akhir dari saum Ramadhan, seluruh umat Islam diwajibkan untuk membayar zakat sebagai penyempurna. Itupun bagi yang mampu saja (dalam hal ekonomi). Bagi mereka yang kurang mampu, mereka memiliki hak untuk medapatkan zakat. Di sini pun terdapat pengajaran yang hebat dari ibadah saum ini, yaitu belajar berempati dengan berbagi kepada sesama, dan juga tangan di atas itu lebih baik daripada tangan yang di bawah.

Merujuk dari esensi saum yang telah dijelaskan di atas, jika saja setiap umat muslim dewasa di Indonesia mampu melaksanakan saum dengan sempurna dan juga memahaminya dengan baik, mungkin Indonesia tidak akan pernah merasakan keterpurukan seperti saat ini, bahkan lebih maju karena dalam saum itu sendiri mendidik setiap umatnya untuk berlomba mencapai kebaikan. Dengan ketakwaan yang dimiliki umatnya, berita korupsi oleh para pejabat publik mungkin tidak akan pernah mampir di telinga kita. Karena setiap umat bertakwa, maka ia akan menjaga dirinya dan juga keluarganya dari berbagai keburukan yang melanggar ketentuan Tuhan. Takwa juga bermakna ikhlas dan ridha akan ketentuan Tuhan, apapun itu, sehingga tidak ada satu umat pun yang berkeluh kesah, semua mampu berpikir optimis. Pikiran yang optimis biasanya akan meningkatkan kinerja seseorang, mampu bekerja lebih giat dengan segenap kecerdasan karena ia yakin akan hasil yang baik. Apalagi Indonesia memiliki aneka sumber daya alam yang cukup melimpah, mungkin semua dapat dinikmati bangsa sendiri ketimbang oleh negara lain.

 Andai saja seluruh umat muslim di Indonesia paham akan makna saum sudah pasti tidak akan pernah ada dana bantuan untuk masyarakat tidak mampu. Karena dengan zakat saja sudah bisa menutup dana bantuan untuk kaum miskin. Jika satu orang muslim dewasa membayar zakatnya, bayangkan berapa ratus juta dana yang terhimpun untuk masyarakat tidak mampu. Apalagi jika dikelola dengan benar dan rapi, dengan pendistribusian yang dilandasi ketakwaan tadi, tidak dengan cara dibagikan begitu saja sehingga kaum miskin harus berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, sebagaimana yang terjadi beberapa tahun terakhir bahkan hingga menimbulkan korba. Sungguh tidak mencerminkan Islam sama sekali, bukankah Islam itu merupakan Rahmat bagi alam semesta. Sunguh luar biasa hasilnya jika umat Islam mampu memahami dan mendalami makna saum.    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I Choose, I Live

I Choose, I Live Pernah dengar ungkapan di atas? Saya tidak mendengarnya tapi membacanya di selebaran pamphlet sebuah iklan rokok, saya lupa merknya apa. Entah apa yang ada di benak para produsen rokok yang selalu mengenalkan jargon-jargon yang menggebrak, memotivasi, menjadi diri sendiri, padahal produk yang mereka tawarkan adalah racun mematikan. Tapi, biarlah namanya juga jualan selalu ada strategi dagang supaya cepat laku dan untung besar. Toh, lapangan kerja terbuka lebar bagi masyarakat. Oke, kembali lagi ke pembahasan I choose, I live , apa kira-kira makna yang terkandung dari kata-kata tersebut? Apa yang dipilih, apa yang membuat hidup. Kalau saya simpulkan menurut pandangan dan pemahaman saya, hidup adalah pilihan di saat kita memilih untuk hidup. Karena kita hidup tentu saja kita akan dihadapkan oleh berbagai pilihan hidup. Dan saya yakin di dunia ini tidak ada satu individu pun yang ingin hidup sengsara, semua pasti memilih hidup makmur, bergelimang harta, bahagia, atau s

Makna dan Hikmah Setia Kawan

Makna dan Hikmah Setia Kawan             Ada pepatah mengatakan bahwa memiliki satu musuh adalah lebih dari cukup, sedangkan memiliki ribuan kawan adalah jauh dari cukup. Oleh karena itu, kita harus selalu menjalin pertemanan di manapun dan kapanpun dengan siapapun tak terkecuali. Sayangnya, menjalin pertemanan terkadang lebih sulit ketimbang mencari permusuhan. Bahkan yang tadinya berkawan erat pun bisa menjadi musuh. Suatu hal yang miris, sungguh ironis, dan tentu saja hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi. Di sinilah pentingnya memupuk rasa setia kawan.           Sebenarnya sesama umat manusia itu adalah bersaudara, selama kita tinggal satu atap, hidup di bawah langit yang sama, menghirup udara yang sama kita harus bisa hidup berdampingan, toh kita sama-sama ciptaan Tuhan. Bahkan, jika kita mengingat bahwa kita ciptaan Tuhan, kita pun harus menghargai hak hidup makhluk lainnya, seperti hewan dan tumbuhan. Jika saja di muka bumi ini terjalin perasaan setia kawan yang erat, buk

Ngomik, Yuk!

http://bitread.id/book_module/book/view/830/ngomik_yuk Ngomik, Yuk! Merupakan buku berjenis how to tentang bagaimana membuat komik bagi pemula. Judul buku dibuat dengan nada ajakan seolah mengajak siapapun untuk ngomik. Dengan kata lain, dengan buku ini penulis menegaskan bahwa siapapun bisa ngomik dan mengajak siapapun yang tertarik dengan komik untuk membuatnya, sekalipun belum bisa menggambar. Oleh karena itu, buku ini diperuntukkan bagi para pemula yang ingin mencoba terjun menggeluti dunia komik. Yang namanya pemula bisa siapa saja, entah anak sekolah, anak kuliah, ibu rumah tangga, pekerja swasta, siapapun yang entah kenapa tertarik ingin membuat komik. Karena dirancang untuk pemula, sebelum masuk ke ranah teknis, penulis terlebih dahulu mengajak pembaca untuk berkenalan dengan komik, mulai dari apa yang disebut dengan komik, sejarahnya, elemen apa saja yang menyusunnya, apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya, hingga bagaimana cara membuatnya. Apa itu komik? D