Langsung ke konten utama

Studying Motivation


The psychologists from different branches of discipline learn the study of motivation as part of an inner urge that moves an organism toward the fulfillment of a goal. Various theories have been advanced for many years and several states claim that most people are motivated by the need for the fulfillment of psychological needs, while others claim that people are motivated to balance a variety of physical needs. While other theories focus on ways how people respond to various external stimuli, such as money, the value of school achievement, and many other achievements appreciation.


Researchers are studying motivation in wide range of topics, including the topics of hunger and obesity, sexual desire, the effects of reward and punishment, and a variety of needs of power, achievement, social acceptance, love, and self-esteem.

Motivation is the cause of the behavior of an organism, or a reason for an organism to perform an act or behave. In the human self, motivation involves two impulses, namely encouragement of consciousness and unconsciousness. While psychological theory must answer the level of motivation to meet the needs of 'primary', such as the need for food, air or oxygen, and water. Likewise with a secondary level of motivation that aims to meet social needs, such as social relations or group life and achievements. These primaries have to be really fulfilled before an organism gets into the secondary impulses.

In 1954, a psychologist named Abraham Maslow put forward his theory that states that all people are motivated to meet the needs of different levels of the pyramid. The base of Maslow's pyramid is the foundation to survive, such as the need for food, drink, and sleep. While the need for safety in after these psychological needs. According to Maslow, the high level needs are important for us if the more fundamental needs have been met. These various higher levels need include the need for love and ownership, the need for respect and self-actualization.

Abraham Maslow, an American psychologist, has managed to break six levels of motivation, which is according to him that the six levels can determine human behavior. According to Maslow every human being has six requirements are as follows.
1. The need for psychological
2. The need for security and safety
3. The need for love and belonging
4. The need for competence or ability, prestige (prestige), and awards
5. The need for self-fulfillment
6. The need for curiosity and the need to understand

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mau Jadi Apa Kamu Hari Ini?

http://www.massmailsoftware.com Seorang sahabat, atau katakanlah saudara, pernah mengatakan kepada saya dengan megutip perkataan seorang musisi mualaf bernama Yusuf Islam; “What I do today is important because I am exchanging a day of my life for it.” Yang artinya kira-kira, “Yang aku lakukan saat ini adalah penting karena saya menukar satu hari dalam hidupku untuk itu.” Dengan kata lain, mempergunakan sehari dalam hidup kita sebaik-baiknya setiap hari dan setiap waktu. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. kita dan segala bentuk bernyawa lainnya, bahkan yang tidak bernyawa sekalipun, berubah setiap harinya, bahkan setiap detiknya. Kita yang dulu bukanlah kita yang sekarang dan begitupun di esok hari. Pengertiannya, perubahan dan pergantian tersebut adalah mutlak terjadi, baik kita sadari ataupun tidak. Seekor kupu-kupu misalnya, awalnya adalah seekor ulat kecil melata dan untuk sebagian orang terlihat jijik, mengalami evolus...

To be a Dream Fighter

Jangan salah artikan judul di atas. To be a dream fighter bukan berarti ‘menjadi petarung impian’, namun arti atau makna yang dimaksud adalah ‘menjadi pejuang mimpi’. Ya apalah artinya kita tanpa mimpi? Harta boleh kurang, pendidikan boleh rendah, tapi tanpa mimpi seseorang bukanlah siapa-siapa. Jadi, menjadi pemimpi bukanlah hal yang konyol bagi siapa pun, bahkan menjadi pemimpi adalah sebuah keharusan. Bukan pemimpi sembarang pemimpi, namun pemimpi yang memperjuangkan mimpi-mimpinya, karena hanya mimpi saja tanpa perjuangan sama saja bohong. Ada sebuah kata mutiara yang berbunyi, 'Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang, jika orang itu tidak mau melakukan perubahan pada dirinya sendiri.' Seseorang bermimpi menjadi penyanyi sukses, namun ia tidak pernah latihan, atau melakukan apa pun yang dapat menunjang terwujudnya mimpi tersebut. Yang ia lakukan hanya berdoa setiap hari, memohon kepada Tuhan supaya diwujudkan mimpinya, namun tanpa berbuat apa-apa kecuali berdoa. Mak...

Relativitas Keberuntungan

Saya sering berpikir mengapa orang lain lebih beruntung dibandingkan dengan saya? Mengapa saya tidak seberuntung orang lain? Saya sering nonton TV, dan saya sering menonton sebuah acara yang dipandu oleh orang yang awalnya hidup susah, lalu tiba-tiba keren, beken, dengan kata lain beruntung dan sekarang kaya raya. Katanya menurut gossip upah perbulannya hampir mencapai satu milyar rupiah, padahal kerjaannya sederhana – membuat orang ketawa, bahkan jadi bintang iklan segala. Banyak lagi artis di tanah air yang menurut pikiran saya begitu mudah berhasil dan tampaknya rezeki mudah datang kepada mereka. Saya katakan mereka sangat beruntung. Adapula seorang teman, ia adalah seorang penulis walau sekarang kurang aktif menulis lagi, penghasilannya dari menulis dapat mencapai ratusan juta rupiah, bahkan hingga tembus angka satu M, padahal hanya dari satu buku yang ia tulis. Lalu saya katakan ia memang beruntung, karena saya yang menulis puluhan buku penghasilan saya tidak se-“wah!” teman saya ...