Langsung ke konten utama

Gampang Benar Menjadi Penulis (Buku)




Apa yang kamu harapkan dari profesi menulis? Apa yang muncul di benakmu dengan profesi kuli tinta ini? Penulis yang saya maksud di sini adalah sebagai penulis buku tentunya. Siapapun bisa menulis selama ia tidak buta huruf kendati hanya sekadar penulis status di medsos. Namun, tidak semua orang mampu menulis buku sekalipun kumpulan cerpen. 

Kendati demikian, setiap orang memiliki kesempatan yang sama sebagai penulis, terlepas latar pendidikan dan profesi yang sedang ia jalani. Buktinya, tidak sedikit penulis yang bukan berlatar belakang bahasa, namun dapat menorehkan naskah yang digemari banyak orang. Selain bernilai jual, karyanya tersebut begitu menginspirasi sehingga bertransformasi menjadi karya cinema. Kantong si penulis pun semakin tebal. Tengok saja Tere Liye yang sebenarnya adalah seorang akuntan, Andrea Hirata yang berlatar belakang ekonomi, Bahkan tidak sedikit orang yang kepincut ingin jadi penulis setelah mendengar cerita kesuksesan segelintir penulis ini.
Beberapa tahun ke belakang, bermimpi menjadi seorang penulis (buku) adalah hal yang sangat sulit. Selain nama yang kurang beken, bahkan tidak dikenal sama sekali, juga faktor penerbit yang memberikan standard tinggi bagi naskah-naskah baru yang masuk. Selain itu, si penulis diharuskan menunggu hingga 3 bulan lamanya hanya untuk tahu apakah naskahnya layak terbit atau tidak. Sekalinya masuk dan teken kontrak, nasib naskah pun masih terkatung-katung, bahkan tidak jadi terbit karena kalah pamor dengan penulis terkenal dengan pertimbangan nilai komersil buku yang lebih tinggi, padahal ide si penulis pemula jauh lebih mumpuni. Ya, mau bagaimana lagi, inilah dunia industri yang menjadikan pasar sebagai tolok ukur laku tidaknya sebuah produk. Memang tidak semua penerbit berpikiran sama. Toh adapula penulis pemula yang tiba-tiba sukses dan terkenal setelah naskahnya terbit dan popular. Namun, pada umumnya penulis (buku) pemula menempati posisi di quadran untung-untungan.

Sering ditolak penerbit? Itu hal biasa bagi penulis pemula. Memang untuk bisa sukses bukanlah perkara mudah. Perlu usaha keras dan persistensi. Bahkan seorang JK Rowling saja harus menghadapi ratusan penolakan sebelum ia sesukses seperti sekarang. Begitupula dengan Stephen King yang juga bernasib sama, penulis yang terkenal dengan karya-karya misterinya itu juga nyaris putus asa menghadapi ratusan penolakan di sana-sini. Namun, mereka tetap tegar dan persisten, ngotot ingin menerbitkan karya mereka.  Hasilnya pun sangat memuaskan. Selain mendapatkan apa yang mereka impikan, mereka pun bisa hidup mandiri, bahkan sangat berkecukupan dari bidang yang mereka geluti.

Saat ini perkembangan teknologi kian pesat, terutama perkembangan internet. Masyarakat pun semakin melek teknologi dari mulai orang kota hingga orang desa tahu apa itu internet. Padahal, di awal 2000an semesta maya ini masing asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan mahasiswa pun tidak semuanya fasih betul dengan teknologi antarjaringan ini. Namun, dengan semakin pesatnya teknologi saat ini internet dengan berbagai situs dan layanannya telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Kemudahan pun banyak didapat, mulai dari memenuhi kebutuhan tentang informasi hingga belanja, semua bisa dilakukan.

Salah satu buah dari kehebatan internet ini adalah kemudahan bagi siapapun untuk menjadi penulis dan menerbitkan karyanya. Bahkan, penulis tidak perlu merogoh kocek mereka hanya untuk menerbitkan buah tulisan mereka. Penulis tinggal mengirimkan karyanya ke situs layanan pemberi jasa penerbitan indie, tunggu beberapa saat, karya pun bisa dijual di situs tersebut. Bahkan, bukan hanya bentuk digital, namun juga bentuk cetakan dengan kualitas yang sama dengan terbitan penerbit mayor pada umumnya. Royalti yang didapat pun jauh lebih besar, kendati besar kecilnya tergantung laku tidaknya karya yang dijual. 

Salah satu situs penyedia penerbitan indie ini adalah Bitread. Situs ini menyediakan jasa penerbitan independen bagi siapapun yang ingin menerbitkan karyanya. Penulis pun tidak dipungut biaya sepeserpun dari situs ini. Bahkan, penulis banyak diuntungkan karena pihak pengelola situs memberikan jasa layanan dengan biaya cuma-cuma, khususnya untuk desain sampul buku dengan hasil yang sangat baik. Untuk tahu lebih jauh, kamu bisa baca di http://bitread.id/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

I Choose, I Live

I Choose, I Live Pernah dengar ungkapan di atas? Saya tidak mendengarnya tapi membacanya di selebaran pamphlet sebuah iklan rokok, saya lupa merknya apa. Entah apa yang ada di benak para produsen rokok yang selalu mengenalkan jargon-jargon yang menggebrak, memotivasi, menjadi diri sendiri, padahal produk yang mereka tawarkan adalah racun mematikan. Tapi, biarlah namanya juga jualan selalu ada strategi dagang supaya cepat laku dan untung besar. Toh, lapangan kerja terbuka lebar bagi masyarakat. Oke, kembali lagi ke pembahasan I choose, I live , apa kira-kira makna yang terkandung dari kata-kata tersebut? Apa yang dipilih, apa yang membuat hidup. Kalau saya simpulkan menurut pandangan dan pemahaman saya, hidup adalah pilihan di saat kita memilih untuk hidup. Karena kita hidup tentu saja kita akan dihadapkan oleh berbagai pilihan hidup. Dan saya yakin di dunia ini tidak ada satu individu pun yang ingin hidup sengsara, semua pasti memilih hidup makmur, bergelimang harta, bahagia, atau s

Makna dan Hikmah Setia Kawan

Makna dan Hikmah Setia Kawan             Ada pepatah mengatakan bahwa memiliki satu musuh adalah lebih dari cukup, sedangkan memiliki ribuan kawan adalah jauh dari cukup. Oleh karena itu, kita harus selalu menjalin pertemanan di manapun dan kapanpun dengan siapapun tak terkecuali. Sayangnya, menjalin pertemanan terkadang lebih sulit ketimbang mencari permusuhan. Bahkan yang tadinya berkawan erat pun bisa menjadi musuh. Suatu hal yang miris, sungguh ironis, dan tentu saja hal itu tidak boleh dibiarkan terjadi. Di sinilah pentingnya memupuk rasa setia kawan.           Sebenarnya sesama umat manusia itu adalah bersaudara, selama kita tinggal satu atap, hidup di bawah langit yang sama, menghirup udara yang sama kita harus bisa hidup berdampingan, toh kita sama-sama ciptaan Tuhan. Bahkan, jika kita mengingat bahwa kita ciptaan Tuhan, kita pun harus menghargai hak hidup makhluk lainnya, seperti hewan dan tumbuhan. Jika saja di muka bumi ini terjalin perasaan setia kawan yang erat, buk

Ngomik, Yuk!

http://bitread.id/book_module/book/view/830/ngomik_yuk Ngomik, Yuk! Merupakan buku berjenis how to tentang bagaimana membuat komik bagi pemula. Judul buku dibuat dengan nada ajakan seolah mengajak siapapun untuk ngomik. Dengan kata lain, dengan buku ini penulis menegaskan bahwa siapapun bisa ngomik dan mengajak siapapun yang tertarik dengan komik untuk membuatnya, sekalipun belum bisa menggambar. Oleh karena itu, buku ini diperuntukkan bagi para pemula yang ingin mencoba terjun menggeluti dunia komik. Yang namanya pemula bisa siapa saja, entah anak sekolah, anak kuliah, ibu rumah tangga, pekerja swasta, siapapun yang entah kenapa tertarik ingin membuat komik. Karena dirancang untuk pemula, sebelum masuk ke ranah teknis, penulis terlebih dahulu mengajak pembaca untuk berkenalan dengan komik, mulai dari apa yang disebut dengan komik, sejarahnya, elemen apa saja yang menyusunnya, apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya, hingga bagaimana cara membuatnya. Apa itu komik? D