Langsung ke konten utama

BANDREK DAN BAJIGUR, MINUMAN TRADISIONAL YANG MUDAH DISAJIKAN




Jika Anda penggemar minuman-minuman tradisional, tentunya Anda tidak akan asing mendengar bandrek dan bajigur. Minuman tradisional ini berasal dari daerah Jawa Barat. Keduanya adalah sama-sama minuman hangat yang enaknya dinikmati pas sore hari. Jika di Inggris atau Cina, bahkan di Jepang ada yang namanya tea time, maka di Jawa Barat atau tatar Sunda ada namanya Bajigur atau Bandrek time.
Meskipun sama-sama minuman hangat, namun antara Bandrek dan Bajigur memiliki perbedaan dan ciri masing-masing, khususnya dalam urusan rasa. Meskipun keduanya sama-sama nikmat dan menyegarkan serta, tentunya menghangatkan. 

Bandrek adalah minuman hangat, bukan karena telah dihangatkan sebelumnya, namun karena rasanya memang hangat. Rasa 'hangat' yang terdapat pada minuman tradisional ini berasal dari salah satu bahan utamanya, yaitu jahe. Sekilas, minuman ini mirip Wedang Jahe dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, atau Bir Pletok asal Betawi (DKI Jakarta), karena sama-sama memiliki bahan dasar utama, yaitu jahe. Meskipun begitu, di antara minuman tradisional ini tetap saja memiliki beberapa perbedaan, terutama ingredient pendukung lainnya.

Bahan dasar pembuatan Bandrek ini adalah jahe dan gula merah, tetapi di daerah-daerah tertentu selalu ditambahkan rempah-rempah tersendiri agar hangatnya lebih terasa, seperti serai, merica, pandan, maupun telur ayam kampung. Di beberapa daerah, Bandrek ditambah susu untuk menambah kenikmatannya.

Bandrek memiliki banyak sekali khasiatnya, seperti meringankan sakit tenggorokan atau menghangatkan tubuh. Untuk membuat Bandrek ini sangat mudah dan juga murah. Bahan-bahan yang harus disiapkan antara lain: air bersih sebanyak 1 liter, daun pandan 2 lembar daun, cengkeh 5 butir, jahe (dibakar dan dimemarkan) 100 gram, gula merah (disisir halus) 200 gram, kayu manis 5 cm, garam setengah sendok teh. Cara membuatnya, semua bahan digabung menjadi satu kesatuan, rebus hingga air mendidih serta mengeluarkan aroma khas Bandrek, angkat lalu saring dengan saringan halus, sajikan dalam keadaan hangat (cocok untuk saat udara dingin).

Selain Bandrek ada juga Bajigur, minuman tradisional khas Jawa Barat ini biasanya dijual dengan menggunakan gerobak yang menyertakan kompor, sebab minuman ini lebih enak dihidangkan dalam keadaan hangat. Sama halnya dengan Bandrek, Bajigur juga biasanya diminum pada saat sore hari, apalagi di saat musim hujan kala udara dingin. Selain itu, kandungan kopi dalam Bandrek bisa bikin mata jadi melek. Umumnya Bandrek dihidangkan bersama makanan tradisional, seperti pisang rebus, ubi rebus, singkong rebus, dan kacang rebus.

Untuk membuat Bajigur ini sangat mudah dan murah. Bahan-bahan yang perlu disiapkan antara lain: 5 sendok teh kopi, ¼ sendok teh garam, 125 cc sirup gula jawa, 750 cc santan dari ½ butir kelapa, 1 bungkus vanili, 150 gram buah atep (kolang-kaling), dicuci bersih dan diiris tipis memanjang, direbus hingga matang. Cara membuatnya, campur kopi, garam, gula jawa dan santan, lalu aduk rata. Kemudian masak campuran ini sambil diaduk-aduk sampai mendidih dengan api sedang. Tambahkan vanili, masukkan irisan buah atep yang sudah lunak dan matang. Aduk rata. Angkat dan hidangkan panas-panas dalam cangkir/gelas dengan hidangan pendamping sesuai selera, jika kurang sreg dengan aneka hidangan tradisional serba rebusan seperti yang disebutkan di atas.

Anda penasaran mencobanya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mau Jadi Apa Kamu Hari Ini?

http://www.massmailsoftware.com Seorang sahabat, atau katakanlah saudara, pernah mengatakan kepada saya dengan megutip perkataan seorang musisi mualaf bernama Yusuf Islam; “What I do today is important because I am exchanging a day of my life for it.” Yang artinya kira-kira, “Yang aku lakukan saat ini adalah penting karena saya menukar satu hari dalam hidupku untuk itu.” Dengan kata lain, mempergunakan sehari dalam hidup kita sebaik-baiknya setiap hari dan setiap waktu. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini. kita dan segala bentuk bernyawa lainnya, bahkan yang tidak bernyawa sekalipun, berubah setiap harinya, bahkan setiap detiknya. Kita yang dulu bukanlah kita yang sekarang dan begitupun di esok hari. Pengertiannya, perubahan dan pergantian tersebut adalah mutlak terjadi, baik kita sadari ataupun tidak. Seekor kupu-kupu misalnya, awalnya adalah seekor ulat kecil melata dan untuk sebagian orang terlihat jijik, mengalami evolus...

How to Develop Your Reading Skill

By: Omettokun Membaca merupakan kegiatan yang sederhana dan mudah. Siapapun dapat membaca jika ia tidak buta huruf. Akan tetapi, membaca yang benar, memahami benar bahan bacaannya dan menjadikan membaca sebagai kegiatan harian tentu saja tidak semua orang melakukannya, apalagi yang menjadi bahan bacaannya adalah bahasa asing seperti bahasa Inggris. Orang yang hobi baca sekalipun belum tentu ngeuh untuk melahap materi berbahasa asing. Kendati demikian, saat ini penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu kriteria yang harus dikuasai oleh setiap orang, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian, bahasa Inggris telah menjadi bahasa yang tidak asing meskipun masih dalam setatus asing.

Relativitas Keberuntungan

Saya sering berpikir mengapa orang lain lebih beruntung dibandingkan dengan saya? Mengapa saya tidak seberuntung orang lain? Saya sering nonton TV, dan saya sering menonton sebuah acara yang dipandu oleh orang yang awalnya hidup susah, lalu tiba-tiba keren, beken, dengan kata lain beruntung dan sekarang kaya raya. Katanya menurut gossip upah perbulannya hampir mencapai satu milyar rupiah, padahal kerjaannya sederhana – membuat orang ketawa, bahkan jadi bintang iklan segala. Banyak lagi artis di tanah air yang menurut pikiran saya begitu mudah berhasil dan tampaknya rezeki mudah datang kepada mereka. Saya katakan mereka sangat beruntung. Adapula seorang teman, ia adalah seorang penulis walau sekarang kurang aktif menulis lagi, penghasilannya dari menulis dapat mencapai ratusan juta rupiah, bahkan hingga tembus angka satu M, padahal hanya dari satu buku yang ia tulis. Lalu saya katakan ia memang beruntung, karena saya yang menulis puluhan buku penghasilan saya tidak se-“wah!” teman saya ...