Ngomik, Yuk! Merupakan buku berjenis how to tentang
bagaimana membuat komik bagi pemula. Judul buku dibuat dengan nada ajakan
seolah mengajak siapapun untuk ngomik. Dengan kata lain, dengan buku ini
penulis menegaskan bahwa siapapun bisa ngomik dan mengajak siapapun yang
tertarik dengan komik untuk membuatnya, sekalipun belum bisa menggambar. Oleh
karena itu, buku ini diperuntukkan bagi para pemula yang ingin mencoba terjun
menggeluti dunia komik. Yang namanya pemula bisa siapa saja, entah anak sekolah,
anak kuliah, ibu rumah tangga, pekerja swasta, siapapun yang entah kenapa
tertarik ingin membuat komik.
Karena dirancang untuk pemula, sebelum masuk ke ranah
teknis, penulis terlebih dahulu mengajak pembaca untuk berkenalan dengan komik,
mulai dari apa yang disebut dengan komik, sejarahnya, elemen apa saja yang
menyusunnya, apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya, hingga bagaimana cara
membuatnya.
Apa itu komik? Dalam buku Ngomik, Yuk! ini penulis
menyimpulkan bahwa komik adalah serentetan gambar yang disertai teks, baik
narasi maupun dialog. Gabungan teks dan gambar tersebut saling berkontribusi
membangun cerita dengan porsinya masing-masing. Lantas, apakah komik hanya
sebatas buku bacaan saja? Dalam buku ini penulis menegaskan bahwa pengertian
komik bukan hanya sebatas itu, namun lebih luas lagi sebagai salah satu media
untuk menyampaikan informasi.
Berlanjut ke bab berikutnya, penulis menjelaskan mengenai
sejarah komik. Menurut penulis, Indonesia adalah salah satu moyangnya komik. Bukti
tersebut terdapat pada relief Candi Borobudur. Pada candi peninggalan Dinasti
Sailendra dari abad ke-9 itu terdapat rangkaian relief yang bertutur. Antara
relief saling berkaitan membangun cerita. Namun, sebelumnya penulis menjelaskan
bahwa sejarah komik dimulai sejak zaman prasejarah dulu.
Pada bab berikutnya, penulis membongkar komik dan
menjelaskan setiap elemennya, mulai dari anatomi, tokoh atau karakter komik,
latar komik pada setiap panel, macam-macam bentuk dan fungsi balon suara, hingga
teknik closure yang biasa dipakai di dalam pembuatan film. Penulis juga
mencontohkan bagaimana membangun karakter mulai dari kartun hingga realis, juga
perbedaan antara karakter manga dengan komik Amerika serta karakter
komik pada umumnya. Hingga akhirnya, penulis membeberkan berbagai hal yang
dibutuhkan dalam sebuah komik, seperti sudut pandang, pace, panel, hingga
menulis skenario komik dan menuangkannya ke dalam bentuk komik.
Semua pembahasan di buku ini disampaikan dengan sederhana,
singkat, namun tetap padat dan lengkap. Meskipun begitu, tidak semua teknik ngomik
dibahasa di sini mengingat buku ngomik ini adalah buku acuan bagi pemula, baik yang
ingin mengenal komik maupun yang baru coba-coba membuatnya. Sehingga, teknik
yang dibahas di sini adalah teknik dasar.
Melalui buku ini, penulis seolah menegaskan bahwa seorang
komikus itu tidak harus berlatar pendidikan seni rupa, siapapun bisa membuat
komik selama ia mau belajar dan berlatih. Komik pun tidak mesti harus berkiblat
ke manga atau komik-komik Barat, kita bisa menciptakan gaya sendiri
asalkan elemennya terpenuhi.
Komentar
Posting Komentar