Sabar sama
artinya dengan tabah. Dalam KBBI sabar memiliki pengertian tahan menghadapi
cobaan. Maksud tahan di sini adalah tidak lekas marah, tidak lekas putus asa,
tidak lekas menyerah, dan patah hati. Intinya tahan banting. Orang yang memiliki
kesabaran berarti dia memiliki ketenangan hati pada saat ia menghadapi cobaan. Sebaliknya,
orang yang tidak memiliki kesabaran, akan lekas marah, cepat putus asa, mudah
patah hati, intinya lebay bin cengeng alias lemah, dalam artian lemah mental,
bisa jadi juga lemah fisik.
Dalam agama,
Tuhan mengajarkan bahwa Dia senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Namun,
yang menjadi pertanyaan di sini adalah kapan kita harus memulai bersabar? Cobaan
seperti apa yang membutuhkan kesabaran tersebut? Dan pada saat cobaan itu
muncul, apakah cukup bersabar tanpa usaha apapun? Bersikap sabar, bukan berarti
tidak berbuat apa-apa, tatkala cobaan datang, pada saat itu pulalah software
kesabaran tersebut dijalankan dengan adanya upaya. Pada saat upaya telah kita
maksimalkan, namun hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan kita pun
bersabar dengan hasil tersebut.
Dengan
memiliki sikap sabar, kita pun belajar menerima hasil yang tidak sesuai itu,
dan itulah yang disebut dengan ikhlas. Keikhalasan adalah kerelaan diri dalam
menerima kenyataan. Kenyataan di sini bisa saja kegagalan atau kehilangan, atau
apapun yang menguji kesabaran kita. Dengan keikhlasan yang kita miliki, kita
pun belajar untuk bersyukur dengan hasil yang kita dapat meskipun bukan yang
kita inginkan. Dengan rasa syukur inilah seseorang belajar berpikir jernih,
berusaha lagi mencari peluang lainnya, sehingga ia belajar memahami potensi apa
yang ia miliki untuk membuatnya sukses. Dengan kata lain, kesabaran memupuk
seseorang untuk selalu pantang menyerah, tekun, dan yakin akan sebuah kesuksesan.
Kesabaran
kita akan diuji bukan hanya pada saat kegagalan saja, namun pada saat akan
memulai tujuan, dalam upaya mencapai tujuan, dan setelah menggapai tujuan. Pada
saat akan memulai tujuan, kita akan diuji oleh berbagai hal yang akan
menciutkan semangat kita. Pada saat kita dalam berupaya menggapai tujuan
tersebut, kesabaran akan diuji oleh berbagai hal yang akan menggagalkan upaya
kita menggapai tujuan. Dan pada saat tujuan kita berhasil digapai, kesabaran
kita akan tetap diuji dengan berbagai hal yang akan membuat kita menyesali,
bahkan mungkin mengingkari apa-apa yang telah kita dapatkan. Misalnya, seorang
ibu yang mendambakan hadirnya seorang anak, ia akan diuji kesabarannya dengan
berbagai hal yang akan membuatnya putus asa, bisa saja dengan kekosongan rahim
yang cukup lama, bayang-bayang kemandulan, dan kekhwatiran lainnya yang
membuatnya putus asa.
Kemudian,
pada saat anak itu hadir di dalam rahim, sang ibu akan tetap diuji kesabarannya
dengan berbagai hal yang akan membuatnya mengingkari apa yang dimilikinya, bisa
saja dengan adanya si janin membatasi aktivitas rutinnya, belum lagi bobot si
janin yang kian lama kian berat, bisa jadi kesabaran itu muncul dari sang
suami, dan sebagainya. Pada saat si janin lahir, kesabaran kembali diuji pada
saat sang bayi lahir dengan tidak sempurna, badung minta ampun pada saat
beranjak besar, atau hal-hal lainnya yang akan menguji kesabarannya.
Jika
saja, seseorang yang sedang diuji kesabarannya tidak cukup sabar, sudah
dipastikan kegagalan yang akan ia dapat dan menyertainya setiap saat, bahkan
kegagalan tersebut ia dapat sebelum ia memulai. Oleh karena itu, meskipun
tampak berat, kesabaran mengajarkan kita semua untuk selalu ikhlas dan juga
bersyukur. Pada saat ikhlas kita akan mensyukuri apa yang kita miliki. Sikap syukur
akan membuat kita berpikir jernih dan sudah pasti selalu optimis. Orang yang
selalu optimis adalah orang yang cerdas melihat potensi diri. Ia tidak akan
pernah melihat kekurangan yang ia miliki karena rasa bersyukurnya membuatnya
sibuk mencari dan menguji potensi yang ada dalam dirinya. Misalnya, Juan
Mendez, seorang atlit sepeda asal Spanyol yang hanya memiliki satu kaki dan
satu tangan, namun ia mampu bersaing dengan atlit sepeda lainnya yang memiliki
fisik yang lengkap. Ada lagi Natalia
Partyka , seorang atlit tenis meja yang berhasil menggondol medali perak di
Olimpiade Athena 2004, padahal perempuan cantik asal Polandia ini hanya
memiliki satu tangan. Dan masih banyak lagi orang-orang yang secara fisik
kurang, namun bisa menorehkan kesuksesan dengan segala kekurangan yang dimilikinya.
Keberhasilan
yang dicapai oleh atlit-atlit seperti pada contoh di atas mungkin tidak akan
pernah menggapai kesuksesan jika ia berfokus pada kekurangan fisik mereka. Kesuksesan
yang mereka raih merupakan buah dari kesabaran, dalam hal ini sabar menerima
kenyataan. Dengan kesabaran tersebut, ia dapat berpikir jernih, berjiwa tenang
dan damai sehingga muncullah keikhlasan yang membawanya kepada rasa syukur atas
anugrah yang dimilikinya, yaitu hidup. Dengan begitu, mereka lupa akan segala
kekurangan diri karena sibuk menggali potensi diri, melabrak semua logika bahwa
kekurangan yang dimilikinya membuatnya mustahil menggapai apa yang ingin mereka
capai. Jika mereka yang secara fisik memiliki kekurangan, mengapa kita yang
memiliki fisik sempurna tidak bisa bersabar hanya karena kegagalan yang secuil.
Jadi, apakah kita bisa menggali batas sabar? Tentu saja jawabannya tidak karena
sebenarnya kesabaran itu tidak berbatas. Batas kesabaran hanyalah milik mereka
yang gagal saja. wallahu’alam.
Komentar
Posting Komentar