Ada sebuah
kisah lucu mengenai si bodoh, namun sebenarbya ia pintar pada sisi lainnya.
Dikisahkan seorang tukang cukur yang selalu menggoda seorang anak bernama Uso.
Kata si tukang cukur si Uso ini si anak paling bodoh yang ia kenal. Setiap kali
datang pelanggan, si tukang cukur selalu bercerita mengenai kebodohan si Uso
dan ia selalu senang menggoda si Uso dan membuktikan kebodohan si Uso. Suatu
ketika datang seorang pengusaha yang ingin dicukur. Seperti biasa si tukang
cukur menceritakan kebodohan si Uso yang seperti biasa bermain di sekitar
tempat tukang cukur itu mangkal.
“Pak Itu namanya si Uso, ia anak
paling bodoh yang pernah ada.” Kata si tukang cukur.
“Wah benarkah itu? Sebodoh apa
sih dia?” tanya si pengusaha penasaran.
“Coba saja kita tes, pak.” Kata
si tukang cukur.
Kemudian si
tukang cukur merogoh saku celananya dan mengeluarkan uang pecahan dua ribu dan
satu koin uang seribu. Dipanggillah Uso menghadapnya. Lalu, si tukang cukur
menyodorkan uang tersebut kepada Uso. Si tukang cukur menawarkan mana yang akan
dipilih Uso, uang kertas pecahan 2000 atau uang koin pecahan 1000. Ternyata Uso
mengambil uang koin pecahan seribu. Melihat itu, si tukang cukur bangga karena
ia telah membuktikan kebodohan si Uso kepada pelanggannya, untuk kesekian
kalinya. Si pelanggan pun mengangguk-angguk tanda percaya apa yang diakatakan
si tukang cukur.
Setelah
beberapa saat, sepulangnya dari cukuran, si pengusaha yang baru saja selesai
dicukur, bertemu dengan si Uso yang tengah jajan es. Penasaran si pengusaha itu
menghampiri Uso dan bertanya.
“Hei, nak kemari.” Sapa si
pengusaha.
“Ada apa pak?” tanya si Uso
penasaran.
“Tadi pas si tukang cukur
menyodori kamu uang, kenapa kamu ambil yang seriba, bukannya yang dua ribu?”
tanya si pengusaha penasaran.
“Itu karena saya senang setiap
hari dapat uang jajan gratis.”
“Jadi jika kamu mengambil uang
pecahan 2000 kamu takut, kamu tidak diberi lagi uang jajan oleh si tukang
cukur?”
“Iya, pak. Kan enak dapat jajan
gratis setiap hari.”
Si pengusaha
pun geleng-geleng kepala. Ia tampak kagum dengan kecerdasan si Uso. Ternyata selama
ini yang dibodohi adalah si tukang cukur. Malah si Uso yang dianggap anak
paling bodoh ternyata pinta.
Cerita si
Uso di atas merupakan suatu ilustrasi ringan bagi kita semua yang mungkin
sering kita temukan setiap hari di kehidupan nyata. Betapa seringnya kita
menganggap rendah orang lain, padahal mungkin saja orang tersebut memiliki
kelebihan yang tidka kita miliki. Orang yang tampaknya bodoh dianggap bodoh
hanya karena ia tidak menunjukkan kepintarannya secara terang-terangan. Sebaliknya,
kita juga sering melihat orang yang merasa dirinya pintar, rentetan gelar di
belakang dan juga depan namanya, berteori ini-itu hanya karena ingin dianggap
pintar.
Dalam hal
ini, saya setuju dengan peribahasa bahwa orang pintar itu seperti halnya padi
yang semakin berisi, semakin merunduk. Hal ini karena jika seseorang telah berhasil
menguasai sesuatu, ia akan menemukan celah lainnya, bagian dari sesuatu tersebut,
yang belum ia pahami. Jadi, semakin ia paham, semakin ia tidak tahu. Sebaliknya,
seseorang yang merasa pintar, bahkan paling pintar seperti halnya tong kosong
nyaring bunyinya. Pada saat ia merasa berhasil menguasai sesuatu, sebenarnya ia
hanya mengetahui sebagian kecil dari yang ia pelajari, namun ia mengaku bahwa
ia telah mengetahui segalanya.
Kita sering
merasa pintar dari yang lainnya. Alangkah lebih baik jika pengetahuan yang kita
miliki tidak dibanggakan, namun disyukuri. Caranya mensyukurinya cukup mudah,
yaitu dengan memanfaatkannya sebaik mungkin, salah satunya adalah membagikannya
dengan yang lain. Bukankah ilmu yang dibagikan itu tidak akan pernah habis,
malah bertambah? Pada saat kita merasa lebih tahu, sebaiknya pula kita
menyadari, bahwa kita tidak sendiri, bisa saja ada yang lebih tahu dari kita,
namun tidak menampakkan diri. Jadi, tidak ada yang merasa dirinya pintar jika
ia benar-benar pintar. Orang yang merasa dirinya pintar sebenarnya adalah orang
yang bangga akan kebodohan dirinya sendiri.
Ada gunung
yang lebih tinggi, atau ada langit di atas langit. Tidak perlu merasa pintar
dan menunjukkan kepintaran kita jika ingin dianggap pintar. Cukup sedikit
bicara dan banyak bekerja, sibukkan diri dengan berbagai aksi dan kreasi,
dengan sendirinya pengakuan itu akan tiba, bukan hanya sekedar pujian, namun
juga berbagai penghargaan.
Doc Ock
dalam Spiderman 2 pernah mengatakan:
Intelligence
is not a privilege, it's a gift, to be used for the good of mankind.
“Kecerdasan
itu bukanlah hak istimewa seseorang, namun sebuah anugrah yang harus digunakan
untuk kebaikan umat manusia.”
https://diaripuisiku.blogspot.co.id/2018/03/kisah-si-bodoh-kata-orang.html
BalasHapusTRADING ONLINE TERPERCAYA
BalasHapusPlatform Trading FOREX berbasis di Indonesia.
Kami menawarkan produk-produk Cryptocurrency & Forex.
✅ Akun Demo Gratis
✅ minimum Deposit 50.000
✅ Bonus Deposit 10%
✅ Customer support 24jam /7 hari
✅ Browser Gadget / komputer
✅ Proses Deposit & withdrawal cepat
✅ Pembayaran profit up to 80%
✅ Bonus Referral 1%
Www.hashtagoption.com
Trading lebih mudah & Rasakan pengalaman Trading dengan profit mudah . Bergabunglah Sekarang di HASHTAG OPTION