picture source:httpi84photobucket.com
Setiap kali kita dihadapkan pada sebuah pilihan, bahkan beberapa pilihan sekaligus, karena hidup, mungkin, adalah sebuah pilihan dan setiap kali pula kita harus bijak di dalam memutuskan pilihan tersebut. Dan apa yang akan terjadi pada saat kita kurang bijak atau salah dalam pengambilan keputusan? Tentu saja kerugian yang kita dapat, baik itu materi, waktu maupun perasaan.
Sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan sebelum memilih suatu pilihan, kita bisa tanya sahabat, kerabat, keluarga, atau kekasih yang dapat menilai atau memberikan sudut pandang lain dari pilihan keputusan kita. Akan tetapi, terkadang juga pada saat bertanya jawaban yang didapat malah membingungkan, menjatuhkan, atau tidak sesuai dengan keinginan kita. Dari sanalah akhirnya kita harus memutuskan sendiri pilihan mana yang mesti kita ambil.
Terkadang keputusan yang kita ambilpun ternyata tidak memuaskan kita, bahkan malah merugikan. Alhasil yang tertinggal adalah sesal. Mengapa dulu tidak begini, atau begitu? Kalau dari dulu begini, mungkin tidak akan terjadi begitu, dan seterusnya. Dan jika rasa sesal itu terpelihara dengan baik, maka jadilah kronis, dan jika telah terlanjur kronis timbullah keputusasaan. Di sinilah biasanya timbul berbagai macam masalah baru yang dapat membahayakan, bukan saja diri kita, namun juga orang lain, seperti tindak kriminal hingga bunuh diri.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menghadapinya? Sebenarnya mudah saja, yaitu nikmati saja hidup karena yang terjadi sudah terjadi tidak mungkin diulang lagi. Diulangpun belum tentu sesuai dengan yang kita inginkan. Selain menikmati hidup tentu saja mensyukurinya, syukur karena hal yang telah merugikan telah berlalu walaupun dampaknya masih terasa. Syukur karena ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kesalahan kita, yaitu hikmah yang akan menjadi pengalaman dan bekal untuk melanjutkan hidup dan melangkah dengan bijaksana dengan diri yang lebih dewasa.
Setiap hari adalah kesempatan. Dari hikmah yang bisa kita petik dan pelajari dari kesalahan kita, kita mampu memilah dan memilih serta menangkap setiap kesempatan yang baik di sela-sela waktu di setiap hari. Dengan meninggalkan beban berat kesalahan kita di masa lalu sehingga membuat kita terpuruk di masa itu, kita akan berlari lebih kencang dari masa lalu di hari ini, menyongsong masa depan, atau terbang menggapai impian dan menungganginya dan terus terbang membelah angin dan meggapai angkasa harapan.
Bukankah akan ringan hidup ini tanpa beban? Mengapa tidak kita lepaskan beban kita dan berjalan tanpa beban tersebut? Yang lalu biarlah berlalu jangan dijadikan beban pikiran, karena itu semua sudah berlalu. Kini ada hari ini untuk menggapai hari esok, apakah hari ini akan lebih baik dari hari kemarin? Jika kita dapat memahami hikmah dari kesalahan, kita pun dapat melepaskan beban itu. Wallahu a’lam.
Sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan sebelum memilih suatu pilihan, kita bisa tanya sahabat, kerabat, keluarga, atau kekasih yang dapat menilai atau memberikan sudut pandang lain dari pilihan keputusan kita. Akan tetapi, terkadang juga pada saat bertanya jawaban yang didapat malah membingungkan, menjatuhkan, atau tidak sesuai dengan keinginan kita. Dari sanalah akhirnya kita harus memutuskan sendiri pilihan mana yang mesti kita ambil.
Terkadang keputusan yang kita ambilpun ternyata tidak memuaskan kita, bahkan malah merugikan. Alhasil yang tertinggal adalah sesal. Mengapa dulu tidak begini, atau begitu? Kalau dari dulu begini, mungkin tidak akan terjadi begitu, dan seterusnya. Dan jika rasa sesal itu terpelihara dengan baik, maka jadilah kronis, dan jika telah terlanjur kronis timbullah keputusasaan. Di sinilah biasanya timbul berbagai macam masalah baru yang dapat membahayakan, bukan saja diri kita, namun juga orang lain, seperti tindak kriminal hingga bunuh diri.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk menghadapinya? Sebenarnya mudah saja, yaitu nikmati saja hidup karena yang terjadi sudah terjadi tidak mungkin diulang lagi. Diulangpun belum tentu sesuai dengan yang kita inginkan. Selain menikmati hidup tentu saja mensyukurinya, syukur karena hal yang telah merugikan telah berlalu walaupun dampaknya masih terasa. Syukur karena ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kesalahan kita, yaitu hikmah yang akan menjadi pengalaman dan bekal untuk melanjutkan hidup dan melangkah dengan bijaksana dengan diri yang lebih dewasa.
Setiap hari adalah kesempatan. Dari hikmah yang bisa kita petik dan pelajari dari kesalahan kita, kita mampu memilah dan memilih serta menangkap setiap kesempatan yang baik di sela-sela waktu di setiap hari. Dengan meninggalkan beban berat kesalahan kita di masa lalu sehingga membuat kita terpuruk di masa itu, kita akan berlari lebih kencang dari masa lalu di hari ini, menyongsong masa depan, atau terbang menggapai impian dan menungganginya dan terus terbang membelah angin dan meggapai angkasa harapan.
Bukankah akan ringan hidup ini tanpa beban? Mengapa tidak kita lepaskan beban kita dan berjalan tanpa beban tersebut? Yang lalu biarlah berlalu jangan dijadikan beban pikiran, karena itu semua sudah berlalu. Kini ada hari ini untuk menggapai hari esok, apakah hari ini akan lebih baik dari hari kemarin? Jika kita dapat memahami hikmah dari kesalahan, kita pun dapat melepaskan beban itu. Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar